Gordang menjadi
salah satu alat musik tradisi khas Sumatra Utara lainnya.
Gonrang kita
tahu memiliki satu membran seperti bedug.
Sementara
gordang ini, adalah instrumen kendang dengan 2 membran di dua bagian sisinya.
Selain
itu, biasanya gordang ini terbagi menjadi 6 (enam) hingga 9 (sembilan) buah
gendang yang sudah ditata.
Untuk ukuran gendang
penyusunnya sendiri, cukup bervariasi.
Sumber: indonesiakaya.com |
Masyarakat
Batak Toba memanfaatkannya sebagai pengiring musik gondang gondang.
Musik
gondang – gondang biasa dibawakan ketika upacara serta acara adat istiadat yang
sifatnya tradisional.
Orang – orang
memainkan gordang dengan cara dipukul hanya menggunakan telapak tangan.
Hasil bunyi yang
keluar cukup ritmis dan juga dapat mengatur permainan nada dari satu
pertunjukkan sebuah orkestra.
Menurut
informasinya, Gordang dulunya ditemukan di dalam kebudayaan masyarakat asli
Batak Toba.
Gordang atau bahasa asingnya ‘single headed drum’, ukurannya lebih besar jika dibandingkan
dengan taganing.
Alat musik tradisional ini
mempunyai peran untuk membawakan ritem yang konstan maupun ritem variabel.
Gordang memiliki fungsi sebagai bass ketika dimainkan secara ensambel gordang
sabagunan.
Ada perbedaan mengenai
pendapat mengenai istilah Gordang sembilan :
Pendapat pertama : Gordang
Sembilan adalah istilah untuk mengibaratkan gendang yang ukurannya sangat
besar.
Pendapat kedua : Gordang
Sembilan adalah ansambel musik yang mana tersusun dari sembilan buah gendang
yang memiliki berbagai macam ukuran yang dilengkapi Uning – uningan.
Uning – uningan tersusun
dari alat musik yang dimainkan secara dipukul dan ditiup.
Namun kini, masyarakat
Kotanopon sudah tidak terlalu memperdulikan perdebatan ini. Mereka memahami
bahwa istilah Gordang Sambilan sebagai ansambel Gordang Sambilan.
0 Komentar