Gong, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 09, 2017 1 Comment
Dibuat dari bahan kuningan.

Gong mampu dimainkan secara tunggal atau pun secara kelompok.

Alat musik tradisi yang berfungsi sebagai bass ini, juga biasanya berdampingan dengan alat musik lainnya.

Alat musik gong, dahulunya dipakai sebagai media komunikasi, menyampaikan pemberitahuan/ pengumuman sesuatu berita atau informasi.

Gong khas Sumatra Selatan

Kian hari, jumlahnya kian sedikit. Alasannya karena tergantikan oleh alat musik modern seperti drum modern yang dinilai lebih bagus dan canggih.

Padalah, semua alat musik daerah mengandung banyak nilai seni dan tradisi yang tinggi.

Tidak jarang, banyak filosofi yang muncul dari pembuatannya.


Sumber Gambar : ibnuasmara.com

Terompet, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 09, 2017 Add Comment
Dibuat menggunakan bahan stenlis yang tidak mudah berkarat.

Bentuk fisiknya hampir mirip dengan terompet dari Eropa.

Alat musik tradisional ini menjadi bagian sepasang alat musik,  jidor atas blas.

Mengapa disebut begitu?

Alasannya dimainkan oleh orang yang berjumlah belasan.

Jika dilihat dari bentuk fisik, jidor ini banyak dipengaruhi oleh masyarakat Eropa.

Terompet Khas Sumatra Selatan

Seperti halnya terompet, sak seto, klarinet tenorak, serta alat musik dari Eropa lainnya.

Alat musik ini sering muncul untuk mendampingi tarian, pengantin atau pun hiburan lainnya.


Sumber Gambar : gpswisataindonesia.wordpress.com

Biola Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 09, 2017 Add Comment
Biola tidak hanya berasal dari Barat.

Indonesia jug amemiliki biola khas daerah yang tidak kalah dengan biola eropa.

Biasanya masyarakat Sumatra Selatan membuatnya dari ukiran kayu dan tali senar.

Hampir sama dengan biloa eropa yang dimainkan dengan digesek.

Instrumen ini memiliki empat buah dawai serta busur.

Biola khas Sumatra Selatan

Alat musik tradisi ini akan digunakan untuk mendampingi lagu upacara adat khas Melayu.

Sumber Gambar : merdeka.com

Marawis, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 09, 2017 Add Comment
Terbuat dari sebuah kayu, tali dan kulit hewan.

Jika diperhatikan, bentuknya sangat mirip dengan gendang yang memiliki kepala ganda.

Akan tetapi badannya cukup pendek.

Marawis khas Sumatra Selatan

Pada umumnya dimainkan untuk mengiringi lagu bernuansakan islam saat acara agama dan mendampingi tari zapin.


Sumber gambar : ibnuasmara.com

Seruling, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 08, 2017 Add Comment
Sepertinya, alat musik ini sudah banyak diketahui banyak orang. Ada banyak jenis seruling  yang dikenal oleh masyarakat di Indonesia.

Pada umumnya, seruling dibuat dari bambu yang dipotong dan diberi lubang sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan suara merdu ketika ditiup.

Seruling dimasukkan ke dalam kategori alat musik tiup nan melintang atau biasa dikenal dengan istilah, ‘transverse flute’.

Memainkannya dengan secara horizontal.

Seruling Khas Sumatra Selatan

Pada salah satu ujungnya diberikan  sebuah penyekat.

Diperlengkap dengan enam buah lubang nada serta sebuah lubang, nantinya berfungsi untuk tempat meniup.

Alat musik seruling, bisa dimainkan secara tunggal/ individu maupun ansambel dengan alat musik lainnya.

Tidak hanya musik daerah, seruling juga bisa digunakan untuk membawakan lagu – lagu modern atau lagu – lagu yang tercipta dari ungkapan hati si pemain.


Sumber gambar : novrydika.blogspot.co.id

Kolintang, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 08, 2017 Add Comment
Kolintang atau juga disebut dengan kulintang, menjadi alat musik tradisi khas Sumatra Selatan lainnya.

Fisiknya tersusun dari logam kecil, yang mana dimainkan dengan dipukul memakai alat pemukul khusus.

Kulintang sendiri tersusun atas gong kecil yang dibuat barisan dan ditempatkan secara mendatar.
Kolintang, khas Sumatra Selatan

Masyarat dari Suku Komering sangat sering memainkan Kolintang ketika upacara adat serta seni tradisional.

Alat musik kolintang ini, tersebar juga di beberapa daerah lain di Indonesia, di antaranya : Riau, namun dengan nama yang berbeda yaitu Calempong atau juga Talempong.

Sumber gambar : ibnuasmara.com

Genggong, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 08, 2017 Add Comment
Orang Jawa Tengah pasti mengenal kata genggong, karena ada sebuah lagu yang berjudul, ‘Jangkrik Genggong’.

Genggong biasanya hanya dikenal dari Bali. 

Padahal alat musik ini juga ada di Sumatra Selatan, yang mana merupakan satu daribeberapa alat musik tradisi miliki mayarakat Basemah di Kota Pagalam.

Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup, sama seperti harmonika.

Alat musik tradisional khas Sumatra Selatan ini dibuat dari sebilah bambu, pelepah enau/ logam dan juga kayu.

Cara memainkannya adalah dengan :

Tangan kiri memegang genggong, sementara bagian sisinya dilekatkan pada bibir.

Setelah itu, tangan kanan tinggal memainkan lidah getar yang terdapat pada genggong tersebut.

Secara spontan, akan muncul bunyi yang khas.

Genggong basemah khas Sumatra Selatan

Jika ingin merubah nada yang muncul dalam melodi genggong, para pemain akan melakukan olah posisi ronnga mulutnya yang difungsikan sebagai sebuah resonator.

Meskipun dari tampilan fisiknya terlihat sederhana, namun genggong ini mampu menghasilkan suara merdu layaknya alat musik modern harmonika.

Perlu diketahui, merdu tidaknya suara yang dihasilkan tergantung kemampuan/ skil si pemain. Bisa saja suara dari satu genggong bisa berbeda jika dimainkan oleh orang yang berbeda.

Biasanya dibuat dari logam atau pun bambu kayu, bergantung pada keinginan si pembuatnya.

Masyarakat yang berprofesi sebagai petani biasanya sering memainkannya untuk menemani mereka saat sedang beristirahat di sawah. Sangat cocok untuk hiburan yang murah meriah.


Sumber Gambar : gpswisataindonesia.wordpress.com

Terbangan, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 08, 2017 Add Comment
Masuknya islam ke Indonesia membawa banyak pengaruh terhadap bangsa Indonesia.

Mulai dari ekonomi, sosial, hingga budaya di Indonesia menjadi berwarna.

Salah satu bentuk dari pengaruh islam terhadap budaya di Indonesia adalah munculnya alat musik terbangan.

Banyak yang meyakini bahwa masyarakat Melayu dari Aceh lah yang membawa budaya islam masuk ke Indonesia dan kemudian sampai ke Sumatra Selatan.

Alat musik ini mirip dengan rebana.

Terbangan Khas Sumatra Selatan

Terbangan sendiri merupakan gabungan dari 4 buah Rebana Hadrah serta sebuah Jidur atau bedug kecil yang dimainkan secara bersamaan dengan alat musik serunai.

Biasanya, musik terbangan akan muncul saat acara khitan, syukuran, dan juga upacara pernikahan khas dari Kota Palembang.

Terbangan ini memiliki warna merah, emas atau pun juga hitam.


Sumber Gambar: indonesiakayabudaya.wordpress.com

Kenong Basemah, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 08, 2017 Add Comment
Ada yang pernah mengetahui Suku Basemah?

Indonesia memang menjadi negara yang memiliki banyak suku bangsa yang sangat kaya akan kebudayaan dan tradisi.

Salah satunya adalah Suku Basemah yang bemukim di Provinsi Sumatera Selatan sebelah barat.

Mereka dapat ditemukan di daerah sekitar Pagar Alam.

Suku ini memiliki alat musik khas yang unik serta menarik untuk dipelajari.

Namanya sesuai dengan suku mereka, yaitu ‘Kenong Basemah’.

Kenong Besemah,  Khas Sumatra Selatan

Salat musik ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan kenong yang ada di daerah lain di Indonesia.

Hanya saja, ukuran dari kenong basemah ini sedikit lebih kecil.

Alat musik tradisi ini, dibuat menggunakan bahan tembaga.

Dimainkan dengan cara dipukul dengan pemukul khusus pada bagian atas, sehingga akan memunculkan bunyi yang mengiang.

Alat musik ini sering muncul secara bersamaan dengan gamelan.

Peran kenong basemah adalah sebagai alat musik melodis.

Baca Juga : Saluang Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Barat

Sumber Gambar : tradisikita.my.id

Gambus, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 08, 2017 Add Comment
Jika berbicara gambus, mungkin pikiran kita langsung mengarah ke Provinsi Riau, benar bukan?

Alasannya karena selama ini gambus hanya dikenal berasal dari daerah Riau.

Padahal, alat musik tradisi gambus juga dimainkan oleh kelompok masyarakat Melayu yang berada di daerah Kota Palembang, Sumatra Selatan.

Gambus yang berada di Kota Empek – empek ini, dibuat dari kayu yang memiliki 6 dawai.

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik layaknya gitar, kecapi dan kentrung.

Gambus alat musik bagus dari SUmsel

Alat musik gambus sendiri memiliki dua fungsi.

Pertama sebagai alat musik melodis.

Kedua sebagai alat musik harmonis.

Awal kedatangannya, gambus dipercaya berasal dari daerah Timur Tengah. Alat musik yang memiliki nada syahdu ini, tersebar di banyak daerah di Indonesia.

Setiap daerah memiliki karakter dan ciri khas masing – masing.

Sumber Gambar : lahiya.com

Tenun, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Selatan

September 08, 2017 Add Comment
Alat musik tradisional Tenun, dibuat dari bahan kayu. 

Kayu tersebut dibentuk persegi panjang.

Pada bagian tengah, ada bentuk bangun segitiga yang berangkai.

Apabila dipukul, maka akan menghasilkan alunan bunyi yang khas.

Nada – nada tersebut tidak sama, tergantung letak bagian yang dipukul dan keras tidaknya pukulan.
Tenun adalah alat musik khas SUmatra Selatan

Alat musik ini biasanya dimainkan untuk hiburan para penenun di Sumatra Selatan ketika mereka bekerja membuat kain tenunan.

Itulah sebabnya alat musik ini disebut tenun. Umumnya masyarakat perempuan/ wanita lah yang mengerjakan pekerjaan tenun pakaian ini.


Sumber Gambar : semuatentangprovinsi.blogspot.co.id

Doli – doli, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Utara

September 05, 2017 2 Comments

Alat musik tradisional dari Sumatra Utara cukup beragam, salah satunya adalah Doli – doli.

Sangat unik, itulah yang tergambar di benak kita saat melihat doli – doli.

Bentuknya hampir menyerupai seperti alat musik tradisional angklung.

Alat musik ini dibuat dari 4 buah bilah kayu.

Doli Doli alat musik tradisi Sumatra Utara
Sumber: teshasebelasakuntansidua.blogspot.co.id
Dimainkan dengan cara ditiup menggunakan mulut.

Anda bisa menemuinya di daerah Nias, karena di sana cukup banyak.

Masyarakat Melayu seringkali menyebutnya dengan ‘kolintang’.


Doli – doli tidak bisa dimainkan secara individu/ solo, namun harus didampingi alat musik tradisional lainnya seperti : aramba, kendang, Druri Dana, Pakpak dan juga Faritia.



Ole – ole, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Utara

September 05, 2017 Add Comment
Ada yang bilang bahwa ole – ole ini tidak masuk ke dalam alat musik pertunjukkan.

Bagaimana maksudnya?

Ya, ole – ole jarang terlihat dalam acara pertunjukkan musik layaknya ogung, sarune atau pun taganing.

Ole – ole ini dibuat dari batang tanaman padi.

Padi yang dipilih adalah yang ruasnya sudah pecah.

Kemudian ditiup menggunakan cara khusus hingga akhirnya menimbulkan sebuah nada indah.

Masyarakat akan menambahkan lilitan dari daun kelapa yang masih muda sesuai ukuran yang dikehendaki.

Apa tujuannya? Tujuannya untuk mengeraskan bunyi yang keluar dari ole – ole.

Ole - ole sebagai alat musik tradisional milik Suku Batak Toba Sumatra Utara
Sumber : kitterypta.org
Alat musik ini masuk ke dalam aerophone. Alat musik tradisinional yang bisa dimainkan secara personal dan tidak pernah besanding dengan alat musik lainnya.

Kadang, masyarakat akan membuatkan lubang nada pada bagian batang.

Banyaknya lubang nda ini tidak berurutan.

Banyak lubang bergantung pada si pembuat serta nada yang hendak didapat. Menarik sekali bukan? 

Jadi ole – ole buatan satu orang, belum tentu sama dengan buatan yang lain.

Alat musik ini sering dipakai masyarakat untuk menghibur dirinya ketika jenuh atau penat.

Masyarakat Batak akan memainkannya ketika memanen padi di tengah sawah.Fungsinya untuk menemani petani.


Anda hanya akan menjumpainya saat musim panen tiba.

Namun keadaannya sekarang entah bagaimana.

Hal ini disebabkan karena banyak generasi muda yang enggan untuk belajar mengenal ole – ole.


Taganing, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Utara

September 05, 2017 Add Comment

Alat musik tradisional khas Batak Toba yang terbagi dalam 5 buah susunan gendang yang memiliki ukuran bervariasi.

Ukuran gendang yang paling besar, terletak di paling kanan.

Semakin ke kiri maka ukuran gendang penyusun taganing akan makin kecil.

Hal ini sama dengan nadanya juga, yang mana makin ke kiri maka suaranya akan semakin tinggi.

Alat  musik taganing ini, biasa dimainkan oleh satu atau pun dua orang.

Taganing dimainkan dengan cara dipukul menggunakan palu palu.

Palu palu ini adalah istilah untuk stik khusus yang dibuat dari kayu.

Ketika dipukul, taginang akan menghasilkan nada – nada melodis.

Biasanya muncul, berfungsi untuk mengiringi sebuah pertunjukkan.

Alat musik tradisi taginang dikategorikan sebagai instrumen membranophone, karena sumber suaranya dari membran/ kulit/ pusat.

Masyarakat umum juga memberikan nama, ‘drum set melodis’ atau ‘drum-chime’.

Keberadaan taganing dalam sebuah permainan, cukup vital .

Karena selain untuk tabuhan, taganing juga berpadu dengan melodi sarune.

Yang mana, taganing ini berfungsi untuk memberikan aba – aba serta menyebarkan semangat kepada semua personil yang ikut dalam permainan tersebut.

Bisa diibaratkan, sama seperti seorang dirigen.

Anda akan melihat taganing pada acara – acara seperti : hiburan, adat istiadat, dan kegiatan besar lainnya. Alat musik ini akan tampil bersama dengan sarune, ogung, sulim, dan hasapi.

Taganing, Alat Musik Tradisional
Sumber : bonigorga.blogspot.co.id
Bahkan dalam beberapa kesempatan, taganing sempat disandingkan dengan alat musik modern dalam sebuah pertunjukkan besar.

Taganing dianggap sebagai salah satu warisan penting yang harus dijaga oleh Bangsa Indonesia khususnya warga batak.

Bentuk fisiknya seperti tabung dengan pengikat berupa rotan di sekelilingnya.

Rotan tersebut, nantinya akan berperan untuk tempat menggantungkan taganing pada satu buah rak. Yang mana kemudian ditata sesuai dengan nada.

Ada lembaran kulit kerbau yang dijadikan sumber penghasil suara.

Proses pembuatannya lebih kurang seperti ini :

Awalnya, kulit kerbau yang akan digunakan sebelumnya telah dijemur selama beberapa waktu sampai kering.


Setelah itu akan dipadukan bersama sebatang pohon nangka, yang telah diberi lubang dan dibentuk tabung. Nantinya kulit akan dipadukan bersama kayu tadi.

Sarune Bolon, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Utara

September 05, 2017 3 Comments
Kebudayaan Melayu Aceh telah tinggal bersama masyarakat Batak juga.

Fakta ini dapat dilihat dari adanya alat musik sarune bolon.

Anda pasti sudah mengetahui sarune kalee, bukan?

Nah, sarune bolon ini merupakan bentuk dari akulturasi Serune Kalee asli Aceh dan budaya Batak.

Instrumen melodis tersbut digunakan dengan cara ditiup.

Sarune masuk ke dalam aerophone yang mempunyai 5 buah lubang nada.

4 nada di atas dan satu baiannya di bagian bawah.

Keunikan yang dimiliki sarune bolon adalah akan selalu menghasilkan bunyi baik ditiup maupun saat Anda sedang menghirup napas.

Biasanya semua alat musik tiup seperti suling atau recorder, hanya akan berbunyi ketika ditup saja. Ini menjadi nilai lebih dan unik tersendiri dari sarune bolon.

Mengenai keunikan ini, para pakar musik biasa menyebutnya sebagai circular breathing, biasa disebut dengan pernapasan 2 arah.

Sebenarnya ada juga sarune etek.

Jika sarune etek berfungsi untuk membawakan melodi yang mempunyai reed tunggal (single reed), maka sarune bolon membawakan melodi yang mempunyai reed ganda atau ‘double reed’.

Sarune bolon ini tergabung dalam Gondang sabangunan, sehingga jarang muncul sendirian dalam acara apapun.

Alat musik tradisional ini dibuat menggunakan kayu arung, kayu biasa dan juga tanduk seekor kerbau.

Sumber: budaya-indonesia.org
Masyarakat Batak akan meniup sarune bolon dengan teknik yang dinamakan ‘marulak hosa’.

Marulak hosa adalah teknik di mana napas ditarik akan tetapi tidak menghentikan suara sarune itu sendiri.

Perlu diketahui bahwa sarune bolon termasuk aerophone yang mempunyai lima buah lubang nada. 

Sarune Bolon juga disebut sebagai ‘aerophone double reed’, alat musik tradisi ini adalah alat musik tiup paling besar.

Di dalam ensambel, sarune bertugas untuk membawakan melodi utama.

Biasanya, sarune bolon ini hanya dimainkan oleh satu orang saja.

Untuk pemainnya dinamakan, ‘parsarune’.

Sarune terbagi menjadi tiga buah bagian, yaitu :

Pertama, pangkal ujung yang berfungsi sebagi resonator.


Kedua, batang yang dijadikan tempat lubang nada.

Ketiga, pangkal ujung yang menghasilkan suara dari lidah (reed), berasal dari darun kelapa yang hijau.

Daun kelapa ini dilipat sehingga bisa diletakkan ke dalam pipa yang kecil dari logam dan kemudian ditempelkan ke bagian badan dari sarune tersebut.

Sarune masih satu family dengan alat musik tradisional serunai.


Panggora, Alat Musik Tradisional Khas Sumatra Utara

September 05, 2017 Add Comment
Anda pernah melihat dan mengetahui informasi tentang aramba dan faritia?

Dua alat musik tradisi tersebut adalah gong yang memiliki ukuran kecil.

Sementara, alat musik tradisi panggora merupakan gong yang mana memiliki ukuran sangat besar.

Panggora memiliki lingkar diameter mencapai kurang dari 36 cm, ketebalannya mencapai kurang dari 6 cm. Dimainkan menggunakan stik sebagai pemukulnya.

Alat musik ini dibuat dari bahan kuningan, besi aatu juga perunggu.

Alasan inilah yang menyebabkan suara panggora sangat nyaring serta keras.

Penggunaan panggora tidak pada semua even, melainkan hanya digunakan saat ada event – event tertentu saja.

Panggora ogung alat musik tradisi sumatra utara
Sumber : anthonynh.blogspot.co.id
Biasanya panggora akan muncul saat ada pertunjukkan seni musik tradisi khas Sumatra Utara.

Oh iya, panggora juga dikenal dengan sebutan ogung. Biasanya digunakan untuk komunikasi antara satu dengan lainnya.

Ogung ini akan muncul bersamaan dengan Taganing, Hesek dan juga Sarune. 

Biasa dipakai untuk memperingati upacara meninggalnya seseorang dari Batak Toba. Bahkan juga digunakan untuk adat istiadat serta perkawinan.

Namun, asal usul dari ogung panggora masih menjadi pertanyaan besar.

Beberapa sumber mengatakan bahwa ogung asli dibuat oleh masyarakat batak.

Sumber lainnya mengatakan bahwa ogung bukan asli Sumatra, melainkan dari tanah Jawa bahkan India.

Mana yang benar? Menurut kami hal seperti itu tidak perlu diperdebatkan atau dipermasalahkan.

Yang harusnya menjadi perhatian adalah bagaimana upaya yang tepat untuk menjaga keberadaan ogung?

Sekarang banyak anak muda dari Batak yang tidak bisa memainkan ogung. 

Jangankan memainkan, bahkan hanya sekadar melihat pun belum pernah.

Untuk kualitasnya, ogung dari Batak hampir sama seperti mayoritas gong – gong yang ada di tanah air.


Namun, banyak orang Batak yang lebih menyenangi gong dari Jawa.

Alasannya karena gong dari Jawa dinilai mampu mngeluarkan bunyi yang lebih enak jika dipukul.