Anda pernah
melihat dan mengetahui informasi tentang aramba dan faritia?
Dua alat musik
tradisi tersebut adalah gong yang memiliki ukuran kecil.
Sementara, alat musik
tradisi panggora merupakan gong yang mana memiliki ukuran sangat besar.
Panggora
memiliki lingkar diameter mencapai kurang dari 36 cm, ketebalannya mencapai
kurang dari 6 cm. Dimainkan menggunakan stik sebagai pemukulnya.
Alat musik ini
dibuat dari bahan kuningan, besi aatu juga perunggu.
Alasan inilah
yang menyebabkan suara panggora sangat nyaring serta keras.
Penggunaan
panggora tidak pada semua even, melainkan hanya digunakan saat ada event –
event tertentu saja.
Sumber : anthonynh.blogspot.co.id |
Biasanya
panggora akan muncul saat ada pertunjukkan seni musik tradisi khas Sumatra
Utara.
Oh iya, panggora
juga dikenal dengan sebutan ogung. Biasanya digunakan untuk komunikasi antara
satu dengan lainnya.
Ogung ini akan
muncul bersamaan dengan Taganing, Hesek dan juga Sarune.
Biasa dipakai untuk
memperingati upacara meninggalnya seseorang dari Batak Toba. Bahkan juga
digunakan untuk adat istiadat serta perkawinan.
Namun, asal usul dari ogung panggora masih menjadi
pertanyaan besar.
Beberapa
sumber mengatakan bahwa ogung asli dibuat oleh masyarakat batak.
Sumber
lainnya mengatakan bahwa ogung bukan asli Sumatra, melainkan dari tanah Jawa
bahkan India.
Mana yang
benar? Menurut kami hal seperti itu tidak perlu diperdebatkan atau dipermasalahkan.
Yang
harusnya menjadi perhatian adalah bagaimana upaya yang tepat untuk menjaga
keberadaan ogung?
Sekarang
banyak anak muda dari Batak yang tidak bisa memainkan ogung.
Jangankan
memainkan, bahkan hanya sekadar melihat pun belum pernah.
Untuk kualitasnya,
ogung dari Batak hampir sama seperti mayoritas gong – gong yang ada di tanah
air.
Namun,
banyak orang Batak yang lebih menyenangi gong dari Jawa.
Alasannya
karena gong dari Jawa dinilai mampu mngeluarkan bunyi yang lebih enak jika
dipukul.
0 Komentar