Merupakan sebuah perkusi
tradisional dari daerah Aceh.
Geundrang masuk ke dalam
warga “two-headed drum atau juga double-headed drum”.
Geundrang sendiri memiliki
persamaan kata “Genderang”.
Alat musik ini hampir sama
istilahnya dengan beberapa alat musik lainnya di Indonesia, misalnya seperti :
Kendang dari Sunda, Khendhang dari Jawa, Gendang dari Melayu, Gandang dari
Melayu Filiphina.
Letak perbedaannya bisa
diamati dari segi ukuran frame atau tubuhnya.
Geundrang ini memiliki double-membrane ( dua lapis kulit), yaitu kiri
dan kanan.
Body atau frame.nya lebih
panjang jika dibandingkan dengan Geundrang yang lain.
Alat musik ini memiliki banyak
ukuran dan bentuk yang berbeda – beda.
Namun fungsinya hampir
sama, yaitu untuk upacara keagamaan, seperti nyanyian, tarian, upacara formal
maupun non formal.
Dari informasi yang
bermunculan, Geundrang ini dipercaya sudah ada dari Aceh zaman Hindu.
Mirip sekali dengan Dhol
yang asalnya dari negara India.
Di daerah Aceh, Geundrang dapat
kita jumpai di Aceh Besar dan juga Pidie dan juga Aceh Utara.
Geundrang ini dibuat dari
sepotong batang kayu tanjung ataupu pohon nangka besar yang tua.
Batang tersebut kemudian diberi
lubang dengan bentuk silinder atau juga dikorek,agar berbentuk menyerupai tong.
Setiap sisi body, diberikan
kulit kambing ataupun kulit hewan sapi.
Sebelumnya, kulit binatang tadi
sudah ditipiskan memakai buloh (seperti bambu).
Geundrang yang terbuat dari
kayu kepula, dinilai lebih ringan dan akan menimbulkan suara lebih nyaring
dibandingkan bahan nangka.
Ukuran dari panjang body
Geundrang kurang lebih 50 cm.
Sementara untuk garis
tengah, bulatan kulit sebelah kanannya kurang lebih 28 cm dan juga kirinya 35
cm.
Stick atau baguettes,
terbuat dari kayu kemuneng yang memiliki panjang 33 cm,
bagian kepalanya membengkok dan panjang kurnag lebih 6 cm, dan lebarnya
kurang lebih 2 cm.
Sumber : musik.or.id |
Agar memudahkan proses
pembawaan, geundrang dilengkapi dengan diberi tali penyandang atau strap,
sehingga nantinya dapat digantungkan pada bagian bahu.
Biasanya tali tersebut, dibuat
dari kain atau juga kulit.
Perlu diketahui
bahwasannya geundrang ini tidak memliki tangga nada dan juga warna suaranya bergantung
dari kencang tidaknya tarikan kulit.
Geundrang bisa dimainkan
dalam posisi bersila atau pun berdiri, bahkan berjalan.
Kebanyakan dalam acara, Geundrang
selalu menemani keberadaan dari serune kalee.
Baca Juga : Canang, Alat Musik Tradisional Khas Aceh
Alat musik tradisional Geundrang,
dipakai untuk tujuan mengajak pengunjung agar datang ke keramian, seperti
teater tradisional bernama “Geundrang Kleng”.
0 Komentar