Kebudayaan
Melayu Aceh telah tinggal bersama masyarakat Batak juga.
Fakta ini dapat
dilihat dari adanya alat musik sarune bolon.
Anda pasti sudah
mengetahui sarune kalee, bukan?
Nah, sarune
bolon ini merupakan bentuk dari akulturasi Serune Kalee asli Aceh dan budaya
Batak.
Instrumen
melodis tersbut digunakan dengan cara ditiup.
Sarune masuk ke dalam aerophone yang
mempunyai 5 buah lubang nada.
4 nada di atas dan satu baiannya di bagian
bawah.
Keunikan yang
dimiliki sarune bolon adalah akan selalu menghasilkan bunyi baik ditiup maupun
saat Anda sedang menghirup napas.
Biasanya semua
alat musik tiup seperti suling atau recorder, hanya akan berbunyi ketika ditup
saja. Ini menjadi nilai lebih dan unik tersendiri dari sarune bolon.
Mengenai
keunikan ini, para pakar musik biasa menyebutnya sebagai circular breathing,
biasa disebut dengan pernapasan 2 arah.
Sebenarnya ada
juga sarune etek.
Jika sarune etek
berfungsi untuk membawakan melodi yang mempunyai reed tunggal (single reed),
maka sarune bolon membawakan melodi yang mempunyai reed ganda atau ‘double
reed’.
Sarune bolon ini
tergabung dalam Gondang sabangunan, sehingga jarang muncul sendirian dalam
acara apapun.
Alat musik tradisional
ini dibuat menggunakan kayu arung, kayu biasa dan juga tanduk seekor kerbau.
|
Sumber: budaya-indonesia.org |
Masyarakat Batak akan
meniup sarune bolon dengan teknik yang dinamakan ‘marulak hosa’.
Marulak hosa adalah
teknik di mana napas ditarik akan tetapi tidak menghentikan suara sarune itu
sendiri.
Perlu diketahui bahwa
sarune bolon termasuk aerophone yang mempunyai lima buah lubang nada.
Sarune Bolon juga disebut sebagai ‘aerophone double reed’, alat musik tradisi
ini adalah alat musik tiup paling besar.
Di dalam ensambel, sarune bertugas untuk
membawakan melodi utama.
Biasanya, sarune bolon ini hanya
dimainkan oleh satu orang saja.
Untuk pemainnya dinamakan, ‘parsarune’.
Sarune terbagi menjadi tiga buah bagian,
yaitu :
Pertama, pangkal ujung yang berfungsi
sebagi resonator.
Kedua, batang yang dijadikan tempat
lubang nada.
Ketiga, pangkal ujung yang menghasilkan
suara dari lidah (reed), berasal dari darun kelapa yang hijau.
Daun kelapa ini dilipat sehingga bisa
diletakkan ke dalam pipa yang kecil dari logam dan kemudian ditempelkan ke
bagian badan dari sarune tersebut.
Sarune masih satu family dengan alat
musik tradisional serunai.