Alat musik Bangsi atau sering
disebut dengan bansi alas.
Merupakan instrumen alat
musik yang dimainkan dengan cara ditiup dan terbuat dari bambu tradisional.
Bangsi tumbuh serta
berkembang di kawasan Lembah Alas, Kab. Aceh Tenggara.
Adapun panjang dari bangsi
kira - kira 41 centimeter dan memiliki diameter 2,8 centimeter.
Terdapat 7 buah lubang
pada bagian di atasnya, kemudian setiap lubangnya, semakin ke arah ujung, maka
akan semakin lebar.
Enam lubang
awal, berfungsi sebagai lubang nada dan untuk satu lubang sisanya terletak dekat
tempat yang akan ditiup.
Pada ujung
alat musik bangsi ini, ditutup menggunakan buku bambu, sementara untuk bagian
ujung satunya lagi, ditutup menggunakan gabus.
Ada daun bengkuang (dari daun pandan) yang
mana membalut bagian yang ditiup gabus, memberikan sedikit berlebih.
Nantinya orang yang meniup bangsi tersebut,
meletakkan dua buah bibirnya untuk melakukan tiupan.
Sementara, lubang udara hingga ke ujung
yang dibungkus menggunakan daun bengkuang hutan, dikasih dengan sedikit tempat yang
tujuannya untuk keluarnya udara.
Ada ukiran berwarna Bekhong atau ukiran
krawang Alas di sekitar bangsi alas.
Sumber : id.wikipedia.org |
Pemakaian Bangsi Alas ini, digunakan untuk
mengiringi Tarian Landok Alun.
Tarian ini sangat khas di daerah Desa
Telangat Pagan.
Tarian ini mengisahkan kegembiraan pertani
ketika mendapatkan lahan baru yang kondisinya baik/ subur.
Tari Landok Alun ini sangat lembut dan
pelan.
Gerakan penarinya memiliki ruang gerak
yang mana tidak jauh pindah dari satu titik, ke titik posisi lainnya.
Ada bermacam bentuk pola lantai.
Setiap hadirnya alat musik Bangsi Alas
ini, masyarakat dahulu sering mengaitkannya dengan kabar duka meninggalnya
seseorang.
Ketika ada seseorang yang meninggal, maka
keluarga atau tetangganya akan membuat bangsi dan nantinya akan dihanyutkan ke
sungai.
Uniknya, setelah dihanyutkan, bangsi tadi
akan diikuti.
Bangsi akan terus diikuti sampai ada
seorang anak kecil yang memungutnya.
Setelah diambil anak – anak, bangsi tadi
akan diminta kembali. Bangsi tersebut lah yang nantinya akan ditiup dan
diperdangkan untuk menandakan kabar wafatnya seseorang di kampung tersebut.
Bangsi alas milik para orang kaya akan
dibalut menggunakan perak atau disebut suasa.
Bahkan ada mitos, bahwa pada zaman dahulu,
bangsi digunakan untuk memikat hati seorang gadis agar mau suka pada si pemilik
bangsi.
Bangsi
biasa digunakan untuk membawakan lagu tradisional.
0 Komentar